Selasa, 04 Mei 2010

mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam puisi bebas

Pengertian puisi bebas

Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang artinya berati penciptaan. Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini adalah poetry yang erat dengan –poet dan -poem. Mengenai kata poet, Coulter (dalam Tarigan, 1986:4) menjelaskan bahwa kata poet berasal dari Yunani yang berarti membuat atau mencipta. Dalam bahasa Yunani sendiri, kata poet berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang sekaligus merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi.

Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 1993:6) mengumpulkan definisi puisi yang pada umumnya dikemukakan oleh para penyair romantik Inggris sebagai berikut.

(1)   Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun secara sebaik-baiknya, misalnya seimbang, simetris, antara satu unsur dengan unsur lain sangat erat berhubungannya, dan sebagainya.

(2)   Carlyle mengatakan bahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal. Penyair menciptakan puisi itu memikirkan bunyi-bunyi yang merdu seperti musik dalam puisinya, kata-kata disusun begitu rupa hingga yang menonjol adalah rangkaian bunyinya yang merdu seperti musik, yaitu dengan mempergunakan orkestra bunyi.

(3)   Wordsworth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan perasaan yang imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan atau diangankan. Adapun Auden mengemukakan bahwa puisi itu lebih merupakan pernyataan perasaan yang bercampur-baur.

(4)   Dunton berpendapat bahwa sebenarnya puisi itu merupakan pemikiran manusia secara konkret dan artistik dalam bahasa emosional serta berirama. Misalnya, dengan kiasan, dengan citra-citra, dan disusun secara artistik (misalnya selaras, simetris, pemilihan kata-katanya tepat, dan sebagainya), dan bahasanya penuh perasaan, serta berirama seperti musik (pergantian bunyi kata-katanya berturu-turut secara teratur).

(5)   Shelley mengemukakan bahwa puisi adalah rekaman detik-detik yang paling indah dalam hidup. Misalnya saja peristiwa-peristiwa yang sangat mengesankan dan menimbulkan keharuan yang kuat seperti kebahagiaan, kegembiraan yang memuncak, percintaan, bahkan kesedihan karena kematian orang yang sangat dicintai. Semuanya merupakan detik-detik yang paling indah untuk direkam.

Dari definisi-definisi di atas memang seolah terdapat perbedaan pemikiran, namun tetap terdapat benang merah. Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 1993:7) menyimpulkan bahwa pengertian puisi di atas terdapat garis-garis besar tentang puisi itu sebenarnya. Unsur-unsur itu berupa emosi, imajinas, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera, susunan kata, kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur-baur.

 

2. Unsur-unsur Puisi

Berikut ini merupakan beberapa pendapat mengenai unsur-unsur puisi.

(1)   Richards (dalam Tarigan, 1986) mengatakan bahwa unsur puisi terdiri dari (1) hakikat puisi yang melipuiti tema (sense), rasa (feeling), amanat (intention), nada (tone), serta (2) metode puisi yang meliputi diksi, imajeri, kata nyata, majas, ritme, dan rima.

(2)   Waluyo (1987) yang mengatakan bahwa dalam puisi terdapat struktur fisik atau yang disebut pula sebagai struktur kebahasaan dan struktur batin puisi yang berupa ungkapan batin pengarang.

(3)   Altenberg dan Lewis (dalam Badrun, 1989:6), meskipun tidak menyatakan secara jelas tentang unsur-unsur puisi, namun dari outline buku mereka bisa dilihat adanya (1) sifat puisi, (2) bahasa puisi: diksi, imajeri, bahasa kiasan, sarana retorika, (3) bentuk: nilai bunyi, verifikasi, bentuk, dan makna, (4) isi: narasi, emosi, dan tema.

(4)   Dick Hartoko (dalam Waluyo, 1987:27) menyebut adanya unsur penting dalam puisi, yaitu unsur tematik atau unsur semantik puisi dan unsur sintaksis puisi. Unsur tematik puisi lebih menunjuk ke arah struktur batin puisi, unsur sintaksis menunjuk ke arah struktur fisik puisi.

(5)   Meyer menyebutkan unsur puisi meliputi (1) diksi, (2) imajeri, (3) bahasa kiasan, (4) simbol, (5) bunyi, (6) ritme, (7) bentuk (Badrun, 1989:6).

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur puisi meliputi (1) tema, (2) nada, (3) rasa, (4) amanat, (5) diksi, (6) imaji, (7) bahasa figuratif, (8) kata konkret, (9) ritme dan rima. Unsur-unsur puisi ini, menurut pendapat Richards dan Waluyo dapat dipilah menjadi dua struktur, yaitu struktur batin puisi (tema, nada, rasa, dan amanat) dan struktur fisik puisi (diksi, imajeri, bahasa figuratif, kata konkret, ritme, dan rima). Djojosuroto (2004:35) menggambarkan sebagai berikut.

Berdasarkan pendapat Richards, Siswanto dan Roekhan (1991:55-65) menjelaskan unsur-unsur puisi sebagai berikut.

 

2.1 Struktur Fisik Puisi

Adapun struktur fisik puisi dijelaskan sebagai berikut.

(1)   Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.

(2)   Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata. Geoffrey (dalam Waluyo, 19987:68-69) menjelaskan bahwa bahasa puisi mengalami 9 (sembilan) aspek penyimpangan, yaitu penyimpangan leksikal, penyimpangan semantis, penyimpangan fonologis, penyimpangan sintaksis, penggunaan dialek, penggunaan register (ragam bahasa tertentu oleh kelompok/profesi tertentu), penyimpangan historis (penggunaan kata-kata kuno), dan penyimpangan grafologis (penggunaan kapital hingga titik)

(3)   Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, medengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.

(4)   Kata kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misal kata kongkret “salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll., sedangkan kata kongkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dll.

(5)   Bahasa figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu (Soedjito, 1986:128). Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna (Waluyo, 1987:83). Bahasa figuratif disebut juga majas. Adapaun macam-amcam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks.

(6)   Versifikasi, yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum. Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup (1) onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi Sutadji C.B.), (2) bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata], dan sebagainya [Waluyo, 187:92]), dan (3) pengulangan kata/ungkapan. Ritma merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Ritma sangat menonjol dalam pembacaan puisi.

 

2.2 Struktur Batin Puisi

Adapun struktur batin puisi akan dijelaskan sebagai berikut.

(1)   Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.

(2)   Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyairmemilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya.

(3)   Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.

(4)   Amanat/tujuan/maksud (itention); sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari  sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya.

Ciri-ciri puisi tersebut antara lain sebagai berikut.

  1. Puisi disusun dengan pilihan kata yang padat dan indah.
  2. Puisi disusun dalam bentuk larik/baris.
  3. Larik/baris dihimpun dalam bait-bait.
  4. Rima/sajak bebas tidak terikat, seperti dalam pantun dan syair.
  5. Lebih bersifat ekspresif.

 

 

Contoh

Surga Itu Terlalu Mahal

Surga itu terlalu mahal
Kalau kautukar dengan
Jerit dan darah orang-orang
Tak bernama
Selusin batok kepala
Menganga, bertanya,
“Kenapa?”
Biji-biji mata terbelalak
Murka
Bibir-bibir sobek
Telinga-telinga cuil
Dan tubuh-tubuh roboh
Dalam bentuk remuk
Kalau seperti itu
Surga terlalu mahal.

Latihan

1. Buatlah contoh puisi bebas berdasarkan tema berikut ini:

  • lingkungan
  • pemandangan
  • pasar
  • pantai
  • sekolah

      

18 komentar:

  1. Nama : Fina Hiasa
    Kelas : B

    Bu, ini tugas saya.

    Jawab : Tema pemandangan.


    Udara pengunungan sejuk dihirup..
    Hamparan hijau memenuhi lingkar mata.
    Sukma pun ikut terbawa.
    Membuat hati semakin terbuka.

    BalasHapus
  2. puisi bertemakan lingkungan
    Lingkungan Sekitarku
    Aku lupa memedulikan lingkunganku
    Saat lingkungan ku kotor
    Aku lupa membersihkannya
    Saat ku tercemar
    Aku tidak membersihkannya

    Lingkunganku
    Kau menjadi berpolusi karena manusia
    Kau menjadi kotor karena kami
    Semua ulah itu kesalahan kami

    Lingkungan hidupku
    Maafkanlah perbuatan kami
    Maafkan pula kelalaian kami
    Mulai saat ini kami pasti akan menjagamu

    BalasHapus
  3. ANgkasa

    dari angkasa hanya terdengar suara
    langit tergores jadi luka memanjang
    manakala teknologi berpagut pagi
    cakrawala melepas camar, bersaksi
    ada garis lurus padat warna putih

    matahari lesu bangun dari tidurnya
    semburat sinarnya yang kemerahan
    terjerat di bingkai kaca jendela
    berenang dan berjumpalitan
    di celah bayang-bayang menara
    di sela-sela pepuncak pohonan
    musim dingin mungkin kesepian

    daun-daun luruh, menyisakan
    dahan-dahan dan rantingnya

    apa tersisa di keterbatasan penglihatan?
    apa tersisa di sudut-sudut ingatan?

    hanya garis-garis meliuk vertikal
    bagai ribuan tangan tarian sakral
    menggapai-gapai menuding angkasa
    o, garis lurus padat warna putih
    buyar. mulai kusut kepadatannya
    manakala segala cahaya dan rupa
    ramai-ramai mengerumuninya

    mungkin di sana ada
    tangan perkasa dengan kuas raksasa
    melukis angkasa, mega, cahaya, dan entah
    aku terpesona: tak bisa meraba warnanya

    BalasHapus
  4. Tuhanku

    kau beri aku mata untuk melihat
    kau beri aku kuping untuk mendengar
    kau beri aku mulut untuk berkata
    kau maha besar.

    BalasHapus
  5. ini tugas saya bu


    Pantai

    Hamparan pasirmu indah mempesona
    Tak letih mata memandang dari ujung pengharapan
    Adakah engkau tahu wahai pantai ...
    Engkau mempesona diriku......

    Mentari pagi terbit dan tenggelam disisimu oh... pantai
    Hembusan angin menerbangkan pasir putihmu
    Tahukah engkau galaunya hatiku........
    Mengingat Kekasih hatiku.

    Pantai oh pantai biarpun engkau di cintai
    Tapi engkau tetap angkuh dan tak peduli.....
    Kalau engkau marah semua menderita
    Tapi engkau seolah tidak tahu engkau tetap tenang
    Bagai air yang tenang tapi menghayutkan.

    Ombakmu adalah lidahmu
    Yang kadang mendatangkan bencana
    Walaupun begitu engkau tetap dipuja dan disanjung
    Oh pantai sampaikan salam ku lewat angin ...
    sampaikan kesahku lewat deburanmu....
    Kirimkan dukaku lewat lagumu.....
    Pantai, engkau tetap sebuah pantai
    Yang tak mengerti hatiku.........

    BalasHapus
  6. 1. Indahnya Persahabatan

    Tiada mutiara sebening cinta..
    Tiada sutra sehalus kasih sayang..
    Tiada embun sesuci ketulusan hati..
    Dan tiada hubungan seindah persahabatan..
    Sahabat bukan
    MATEMATIKA yang dapat dihitung nilainya..
    EKONOMI yang mengharapkan materi..
    PPKN yang dituntut oleh undang-undang..



    Tetapi
    Sahabat adalah SEJARAH yang dapat dikenang sepanjang masa..



    II. Puisi Persahabatan
    Sahabat tak ubahnya atmosfer
    Yang melindungi semua makhluk di bumi
    Dengan merdam sebuah energi besar
    Menjadi sumber dari segala kehidupan

    BalasHapus
  7. kumuh.........
    becek.....
    tidak pernah enak untuk di tatap

    kumuh......
    becek.......
    keramaian selalu ada

    kumuh
    becek
    tempat makhluk tuhan membeli kehidupan.....

    kumuh
    becek
    yang layak hanyalah kucing - kucing,tikus kumuh lah yang ada disana

    becek
    kumuh,,,,,
    itu lah tempat ku
    tempat dimana aku mencari demi sesuap nasi
    kata pedagang...............

    BalasHapus
  8. Lingkunganku
    Kau menjadi berpolusi karena manusia
    Kau menjadi kotor karena kami
    Semua ulah itu kesalahan kami

    Lingkungan hidupku
    Maafkanlah perbuatan kami
    Maafkan pula kelalaian kami
    Mulai saat ini kami pasti akan menjagamu

    BalasHapus
  9. pasar

    kesan pertama yang ku lihat kotor
    tetapi kau begitu berharga
    menjadi tumpuan baginya
    jika kau ada dia yang berusaha dapat mengais rejeki bersamamu
    pasar.....

    BalasHapus
  10. Laut

    Berdiri aku di tepi pantai
    Memandang lepas ke tengah laut
    Ombak pulang memecah berderai
    Keribaan pasir rindu berpaut
    Ombak datang bergulung-gulung
    Balik lagi ke tengah segara
    Aku takjub berdiri termangu
    Beginilah rupanya permainan masa
    Hatiku juga seperti dia
    Bergelombang-gelombang memecah pantai
    Arus suka beralih duka
    Payah mendapat perasaan damai

    BalasHapus
  11. ANGGREK

    anggrek kau kini sedang berbunga
    baunya harum kemana-mana
    ditaman kau begitu indah
    kau memancarkan kewangian yang mempesona

    dengan kelembutan yang kau miliki
    membuat orang tergoda akan keharumanmu
    karena dengan keharumanmu itu
    bisa membuat orang di sekililingmu
    akan tersa damai..

    BalasHapus
  12. Degan sdikit terkoyak hati ini meronta….
    Saat bunda bercrita ttg smua masa lalu…
    Terlalu sakit,,,
    terlalu pedih,,,
    adakah pnyejuk jiwaku?
    Adakah penentram hatiku?

    Dg te2san air mata, bunda menenangknku agr tegar…
    Tak kuasa aq melihat air mata bunda,,lalu ku bilang i2 hnyalah masa lalu dan aq bisa tegar.
    Kutahan air mataku dan bergegas kulangkahkn kakiku meninggalkn bunda yg msh terisak..
    Aq menuju kamar,kuluapkn kesedhanku,khancuran hatiku,, oh Tuhan knpa dunia trlalu kejam seperti ini.
    Yg kukira ayah yg bersamaku i2 adlh ayah kandungku.. Tp trnyta,,,,aq bukan anakny dan tak ada satu orgpun tau siapa ayahku …..
    Hati ini pilu,, kejujuran yg menyakitkan….
    Seakan aq tidak bisa menerima knytaan yg sperti ini…

    BalasHapus
  13. cinta dimana diri mu,,,,,,,,,
    apakah kau merindukan keceriaan qt..........

    BalasHapus
  14. JANGAN BERSEDIH SAHABAT


    Pesona ketulusan tlah terpancarkan

    Kasih terbuai ungkapan diri

    Walau tanpa sadar engkau melambung

    Melayang terbawa tanpa terasa


    Waktu berganti hari

    Lewat goresan pena dan desah suara

    Engkau ungkapkan segala iba

    Rasa sayang dan canda berganti rupa


    Kini engkau tersentak pilu

    Melihat kasih kembali pada yang dulu

    Melihat kasih teersadar dari mimpi

    Sebuah pengkhianatan menusuk kalbu


    Jangan bersedih sahabat

    Cahaya hati bukan hanya satu sisi

    Cahaya rindu ungkapkan sesama

    Aku mengusap ringankan duka


    Tersenyumlah manis walau mata berlinang

    Busungkan dada menatap hidup

    Berdirilah setia untuk diri sendiri

    Mereka hanya tahu dari mimpi

    BalasHapus
  15. Hujan

    Hujan turun deras menjelang bulan sebelas
    Menyirami halaman depan yang selama ini gersang
    Rerumputannya kembali tumbuh hijau
    Yang dulu meranggas dimusim kemerau

    Kali kecil naik sampai pinggang
    Bau tanah basah menguap dari kebun belakang
    Aroma pagi terasa hingga siang
    Suasana hati sejuk riang

    Lelah luluh tak tunggu larut
    wajah – wajah pulas tak berkerut
    seakan hilang semua kemelut
    seakan hidup tanpa maut

    BalasHapus
  16. Dg te2san air mata, bunda menenangknku agr tegar…
    Tak kuasa aq melihat air mata bunda,,lalu ku bilang i2 hnyalah masa lalu dan aq bisa tegar.
    Kutahan air mataku dan bergegas kulangkahkn kakiku meninggalkn bunda yg msh terisak..
    Aq menuju kamar,kuluapkn kesedhanku,khancuran hatiku,, oh Tuhan knpa dunia trlalu kejam seperti ini.
    Yg kukira ayah yg bersamaku i2 adlh ayah kandungku.. Tp trnyta,,,,aq bukan anakny dan tak ada satu orgpun tau siapa ayahku …..
    Hati ini pilu,, kejujuran yg menyakitkan….
    Seakan aq tidak bisa menerima knytaan yg sperti ini…

    BalasHapus
  17. JANGAN BERSEDIH SAHABAT


    Pesona ketulusan tlah terpancarkan

    Kasih terbuai ungkapan diri

    Walau tanpa sadar engkau melambung

    Melayang terbawa tanpa terasa


    Waktu berganti hari

    Lewat goresan pena dan desah suara

    Engkau ungkapkan segala iba

    Rasa sayang dan canda berganti rupa


    Kini engkau tersentak pilu

    Melihat kasih kembali pada yang dulu

    Melihat kasih teersadar dari mimpi

    Sebuah pengkhianatan menusuk kalbu


    Jangan bersedih sahabat

    Cahaya hati bukan hanya satu sisi

    Cahaya rindu ungkapkan sesama

    Aku mengusap ringankan duka


    Tersenyumlah manis walau mata berlinang

    Busungkan dada menatap hidup

    Berdirilah setia untuk diri sendiri

    Mereka hanya tahu dari mimpi

    BalasHapus
  18. JANGAN BERSEDIH SAHABAT


    Pesona ketulusan tlah terpancarkan

    Kasih terbuai ungkapan diri

    Walau tanpa sadar engkau melambung

    Melayang terbawa tanpa terasa


    Waktu berganti hari

    Lewat goresan pena dan desah suara

    Engkau ungkapkan segala iba

    Rasa sayang dan canda berganti rupa


    Kini engkau tersentak pilu

    Melihat kasih kembali pada yang dulu

    Melihat kasih teersadar dari mimpi

    Sebuah pengkhianatan menusuk kalbu


    Jangan bersedih sahabat

    Cahaya hati bukan hanya satu sisi

    Cahaya rindu ungkapkan sesama

    Aku mengusap ringankan duka


    Tersenyumlah manis walau mata berlinang

    Busungkan dada menatap hidup

    Berdirilah setia untuk diri sendiri

    Mereka hanya tahu dari mimpi

    BalasHapus